Life's World: Candi yang menyimpan abu jenazah

Entry About Shout Friends Follow D'Board


  • Hi... Welcome to my blog. Bla..bla...bla... add your own words !


owner

Contact Me

credits
00.04 | 0 Cloud(s)
Candi yang menyimpan abu jenazah



A.     Situs Arca Gupolo
Situs Arca Gupolo adalah kumpulan dari 7 buah arca berciri agama Hindu yang terletak di dekat Candi Ijo dan Candi Barong, di wilayah kelurahan Sambirejo, kecamatan Prambanan, Yogyakarta.
Gupolo adalah nama panggilan dari penduduk setempat terhadap patung Agastya yang ditemukan pada area situs. Biasanya, gupala adalah sebutan untuk arca raksasa penjaga pintu. Walaupun bentuk arca Agastya setinggi dua meter ini sudah tidak begitu jelas, namun senjata trisula sebagai lambang dari dewa Siwa yang dipegangnya masih kelihatan jelas. Beberapa arca yang lain, kebanyakan adalah arca dewa Hindu dengan posisi duduk.
Di dekat arca Gupolo terdapat mata air jernih berupa sumur yang dipakai oleh penduduk setempat untuk mengambil air, dan meskipun di musim kemarau panjang sumur ini tidak pernah kering.
Menurut legenda rakyat setempat, Gupolo adalah nama patih (perdana menteri) dari raja Ratu Boko--yang diabadikan sebagai nama candi Ratu Boko--(ayah dari dewi Rara Jonggrang dalam legenda candi Prambanan). Patih Gupolo memasukkan dan mengubur tokoh sakti Bandung Bondowoso di dalam sumur Jalatunda, karena telah membunuh raja Ratu Boko. Namun karena kesaktiannya, Bandung Bondowoso bisa bangkit kembali, bahkan berkeinginan untuk memperistri dewi Rara Jonggrang yang cantik jelita. Keinginan dari Bandung Bondowoso ini tidak terkabul, karena permintaan dari dewi Rara Jonggrang untuk membuatkan 1000 candi dalam waktu satu malam tidak bisa dipenuhi (masih kurang satu candi pada saat fajar menyingsing). Pada akhir cerita, Bandung Bondowoso mengutuk dewi Rara Jonggrang menjadi arca batu/candi yang masih kurang satu itu (menjadi salah satu candi dalam kompleks candi Prambanan), sebagai pelampiasan atas kemarahannya karena tidak bisa mempersunting Rara Jonggrang.
Candi yang menyimpan Abu jenazah

1.     CANDI JAGO
Terletak di kilometer 18 arah Timur kota Malang, tepatnya di daerah Tumpang. Konon candi ini dibangun oleh Raja Kertanegara bagi Ayahandanya Raja Jaya Wishnu Wardana dari Singosari (1275-1300 M). Candi ini disebut juga sebagai Candi Tumpang, dan di naskah Negarakertagama disebut Jajaghu. Candi ini berarsitektur khusus mirip bentuk Kepunden, atapnya dahulu terdiri dari ijuk yang kini telah tidak ada lagi. Candi Jago ini dihiasi dengan berbagai pahatan yang terkesan mewah dan timbul relief-reliefnya ini. Pahatan-pahatan ini menggambarkan berbagai legenda utama mengenai fauna, hikayat Kunjarakanda, Arjuna dan Krisna, dengan relief-relief yang terkesan mirip wayang, dan mirip dengan relief yang hadir di Candi Panataran.
Juga ada bentuk bangunan yang mirip dengan suasana bale di Bali. Semula ada arca Wishnuwardana berwujud Amoghapasya yang berlengan tangan delapan. Arca-arca lain yang mengelilinginya adalah Bhrkuti, Symatara, Sudanekumara dan Kayagriwa yang pada saat ini disimpan di Museum Nasional di Jakarta. Sekitar tahun 1986, konon Raja Kertanegara mengirim sebuah arca Candi Jago ini ke Jambi agar dipuja oleh rakyat Melayu dengan Rajanya Dharmasyraya pada saat itu. Di halaman Candi Jago terdapat arca kecil Bhairawa yang mungkin adalah wujud Adityawarman ketika masih berstatus Maharajadiraja di kerajaan Majapahit. Setelah berstatus Maharajadiraja di Swarnadwipa, Raja Adityawarman kemudian membangun Arca Bhairawa yang besar di Jambi. Sebuah Arca Manjusri yang terdapat di Candi Jago menyebutkan nama Raja Adityawarman yang lahir dari keluarga Majapahit (Raja-Wanita).
2.     CANDI SINGASARI
Terletak sekitar 10 kilometer dari kota Malang, dan merupakan pemujaan dewa Shiwa yang yang besar dan tinggi bentuknya, banyak reruntuhan yang terdapat di komplek Singosari ini. Candi ini konon dibangun untuk memuliakan Raja Kertanegara sebagai Bhairawa. Beliau juga dimuliakan di Candi Jawi sebagai Shiwa dan Buddha, dan di Sagala bersama permaisurinya Bajradewi sebagai Jina (Wairocana dan Locana). Candi ini dibangun tinggi mirip menara dengan fondasi dasar yang tinggi, pintu masuk berornamen kala. Gaya Singosari konon terlihat jelas pengaruhnya di Kerajaan Minangkabau, pada Arca Bhairawa di Sungai Langsat (Bukit Tinggi). Sedangkan Arca Kendedes sebagai perwujutan Dewi Prajnaparamita yang sangat cantik jelita menawan melambangkan kebijaksanaan agung, sekarang berada di Museum Nasional.
3.     CANDI PANATARAN
Terletak 11 kilometer dari kota Blitar, di Desa Panataran, Kecamatan Nglegok, Daerah tingkat II, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi yang tinggal sisa-sisanya ini tinggal masih memiliki dua Arca Dwarapara raksasa penjaga pintu. Luas percandian ini lebih kurang 180 x 60 meter, terbagi dalam tiga halaman. Pada halaman paling barat tedapat tiga bangunan utama dengan teras-terasnya, kemudian ada bangunan utama yang berupa candi indah yang sering disebut candi Angka Tahun karena diatas pintu masuk terdapat pahatan angka 1291 Saka (lebih kurang 1369). Candi ini dikenal umum sebagai Candi Panataran. Pada halaman tengah hadir Candi Naga sebagai bangunan yang paling dominan. Ada ular besar yang di pahat diatas tubuh candi ini. Kemudian hadir candi induk yang berarsitektur tiga tingkat. Pada tingkat pertama terdapat relief Ramayana dengan adegan Anoman mengamuk di Langka. Pada tingkat ke dua di ukir cerita Krishnayana, mengisahkan legenda Krisna dan Istrinya Rukmini. Di tingkat tiga hadir pahatan naga dan singa bersayap yang amat indah. Ada dua pemandian dengan angka 1337 Syaka (1415 M) di bagian halaman Timur dan Barat.
4.     Candi Brahu
Candi tak hanya berfungsi sebagai tempat pemujaan atau penyimpanan benda-benda pusaka, tetapi pula menjadi tempat bagi pembakaran mayat ataupun penyimpanan abu jenazah. Candi Brahu diduga kuat merupakan salah satu candi dengan fungsi sakral tersebut.
Masyarakat sekitar percaya bahwa Candi Brahu dahulu merupakan tempat perabuhan atau pembakaran mayat. Meski tak ditemukan bukti arkeologis pendukung, namun telah ditemukan sisa abu dan arang di antara struktur bata pada bilik. Sayangnya, hasil analisa Pusat Penelitian BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional) di Yogyakarta hanya menegaskan pertanggalan radio karbon pada arang yang diduga berasal dari tahun 1410 sampai 1646.
Bilik Candi berada dalam keadaan kosong. Tak ada bukti pasti apakah bilik tersebut pernah diisi oleh arca atau memang sengaja dibuat kosong sebagai ruang pembakaran jenazah atau menyimpan abu mayat. Sementara itu, di dinding timur, masih terdapat altar tempat menaruh sesaji.
5.  CANDI KIDAL

Terletak disekitar 7 kilometer disebelah Tenggara Candi Jago di daerah Pakis, diantara kota Malang dan Tumpang. Candi ini merupakan candi Hindhu pemujaan Shiwa, tempat menyimpan abu jenazah Raja Anusapati dari kerajaan Singosari. Bangunan ini mulai di pergunakan sebagai candi pada tahun 1248 M. Candi ini terbuat dari bebatuan alam, penuh hiasan-hiasan yang dipahat dengan indah. Denah berbentuk persegi empat dengan tangga yang menjorok.
Raja Anusapati adalah putra Ken Dedes dari Tunggul Ametung, beliau menjadi raja setelah meninggalnya ayah tirinya Ken Arok, dan raja ini memerintah selama 21 tahun (sekitar 1277 s/d 1248 M). Pada tahun 1248 inilah Anusapati dibunuh oleh saudara tirinya (putra Ken Arok) ketika sedang menyabung ayam. Anusapati kemudian di semayamkan di Candi Kidal dan diwujudkan dalam Arca Shiwa.
source :
http://shantigriya.tripod.com/candi/sejarahcandi/bab-bab/sejarahcandi_07.htm

Label:

0 Komentar:


Posting Komentar