Entry About Shout Friends Follow D'Board |
owner
Contact Me
credits
|
00.04 | 0 Cloud(s)
Mengapa Abdulkadir Widjojoatmojo Mewakili Belanda di Perundingan Renville?
Postingan blog kali ini akan membahas tentang Abdulkadir Widjojoatmojo seorang yang bernaa Indonesia dan tinggal di Indonesia mewakili Belanda dalam perundingan Renvile, padahal dalam perundingan Renvile tersebut adalah perundingan antarabangsa Indonesia dengan bangsa Belanda.
perundingan renvile sendiri diadakan karena Angersi Militer I yang dilakukan Belanda mendapatkan kecaman dari berbagai pihak
Berikut ini latar belakang dari Abdulkadir Widjojoatmojo :
Raden Abdulkadir Widjojoatmodjo (lahir di Salatiga, 18 Desember 1904 – meninggal di Den Haag, Belanda, 24 Desember 1992 pada umur 88 tahun) adalah seorang Belanda-Indonesia dari Jawa, tentara dan diplomat.
Dia menghadiri sekolah Belanda dan mengikuti pelatihan Indologis di Universitas Leiden di bawah Christiaan Snouck Hurgronje yang merekomendasikan dia kepada Dewan Homegrown. Di sana ia bekerja sebagai administrator. Pada tahun 1919 ia menjadi sekretaris kedutaan besar Belanda di Jeddah di Kerajaan Arab Saudi sejak 1916. Pada tahun 1932 ia menjadi wakil konsul di Mekkah dan karenanya wakil Belanda tertinggi. Tepat sebelum pecahnya Perang Dunia II ia adalah seorang pegawai senior di New Guinea.
Dari bulan Maret 1944 ia adalah seorang konsultan dalam pelayanan umum Letnan Gubernur Jenderal Hubertus van Mook bahwa pemerintah Belanda dari luar Hindia Belanda mencoba untuk memulihkan dengan Belanda Nederlansch Indies Civil Administration (NICA), dari 1946 Sekutu Militer Administrasi Sipil Urusan Cabang (AMACAB) dan setelah kepergian pasukan Inggris Departemen Administrasi Temporary). Dia sementara ketika Van Mook masih pada akhir perang, tokoh otoritas tertinggi di Belanda Hindia Belanda di Brisbane. Dia juga memainkan peran dalam pemulihan otoritas di India timur. Dia diangkat penduduk (sebagai kolonel dalam KNIL) dari Maluku.
Sedekta itu Abdulkadir Widjojoatmojo terhadap Belanda, sehinggan dia rela mengorbakan negaranya, mengkhianati negaranya dengan menandatangani perjanjian renvile sebagai perwakilan Belanda.
Dengan adanya seperti itu, Belanda membuktikan bahwa kekutan politik belanda di Indonesia mendominasi.
Label: Sejarah Indonesia |
0 Komentar:
Posting Komentar